Senin, 19 Januari 2009

SBI (Sekolah Berstandar Internasional)


Sekolah standar nasional dan standar internasional bukan sekolah eksklusif yang hanya untuk anak-anak kaya. Anak-anak pandai, meski miskin bisa masuk sekolah tersebut. Setiap orang memiliki peluang yang sama untuk memasuki sekolah berstandar nasional maupun internasional. Demikian disampaikan Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Depdiknas Suyanto dalam workshop Program Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) dan Sekolah Standar Nasional (SSN) di Sekolah Dasar, Kamis (22/3).

Menurutnya, sekolah bertaraf internasional tidak berarti muridnya berasal dari berbagai bangsa, melainkan berarti tamatan sekolah tersebut kualitasnya sama dengan kualitas tamatan sekolah di luar negeri. ”Istilah kasarnya, tamatan sekolah bertaraf internasional, kalau dilepas di luar negeri, dia tidak mati kelaparan. Jadi sekolah tersebut untuk siapa saja, bukan sekolah eksklusif. Dan, sekolah tersebut tidak membedakan siswa menurut jenis kelamin, status sosial ekonomi, agama, dan lokasi geografisnya,” katanya.Dia mengatakan setiap orang tanpa memandang asal usulnya mempunyai akses yang sama terhadap sekolah tersebut pada semua jenis, jenjang, dan jalur pendidikan.

Menurutnya, sekolah bertaraf internasional telah diamanatkan dalam UU Sistem Pendidikan Nasional Pasal 50 Ayat 3.Sekolah dengan standar tersebut, kata Suyanto, dikatakan bermutu apabila sekolah tersebut memiliki proses belajar mengajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, serta pro perubahan, yaitu proses belajar mengajar yang menekankan pengembangan daya kreasi, inovasi, dan eksperimentasi untuk menemukan kemungkinanan-kemungkinan atau ide-ide baru yang belum pernah ada. Dengan demikian, keluarannya memiliki keunggulan-keunggulan mutu secara nasional dan sekaligus internasional, baik itu menyangkut aspek kognitif, afektif, maupun psikomotornya.

Suyanto mengatakan sekolah dengan standar tersebut di tingkat SD hendaknya dikembangkan prinsip relevansi, yaitu sesuai dengan kebutuhan peserta didik, kebutuhan keluarga, kebutuhan berbagai sektor, dan sub-subsektornya, serta sesuai tuntutan lokal dan internasional.Yang terakhir ini mempunyai implikasi penting, yakni sekolah internasional harus mampu meningkatkan kemampuan daya saing lulusannya, sehingga sekolah tersebut dituntut untuk pro perubahan dengan tuntutan-tuntutan internasional di bidang iptek, ujarnya. ”Untuk memperlancar komunikasi global sekolah ini menggunakan bahasa internasional, terutama bahasa Inggris dan menggunakan teknologi komunikasi informasi (ICT),” tandasnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

My Project Copyright © 2008 Black Brown Art Template by Ipiet's Blogger Template