Senin, 19 Januari 2009

Resensi Novel "Charlie and The Chocholate Factory"


Judul : Charlie dan Pabrik Cokelat Ajaib
Pengarang : Roald Dahl
Ilustrasi : Quentin Blake
Alih bahasa : Ade Dina Sigarlaki
Tebal buku : 200 halaman
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2006
Tempat terbit : Jakarta
Cetakan ke - : 4 (empat)
Cover : Seorang lelaki berpakaian seperti pesulap tersenyum bahagia, tangan kirinya memegang tongkat dan tangan kanannya mengandeng bocah laki-laki. Bocah itu melambaikan lembaran tiket emas di tangan kirinya. Disekeliling mereka banyak terdapat permen, coklat dan kue-kue.


Roald Dahl adalah pengarang novel anak-anak terfavorit sedunia, tak heran jika karyanya yang satu ini melejit di dunia perfilman internasional. Roald mengajak para pembacanya berpetualang di dunia coklat yang penuh dengan keajaiban. Didalam novel ini kita akan menemukan berbagai hal yang aneh seperti sungai coklat, Oompa Loompa, permen karet rasa daging panggang, es krim yang tidak pernah leleh, lift terbang, sapi penghasil susu coklat bahkan es krim panas untuk hari-hari dingin. Khayalan kita melanglang jauh ke dunia keajaiban gula dan coklat.

Novel ini berkisah tentang seorang bocah laki-laki bernama Charlie Bucket yang kehidupanya sangat teramat kekurangan. Charlie sangat menyukai cokelat, dan hanya mendapatkannya satu tahun sekali, yaitu dihari ulang tahunnya. Didekat rumahnya terdapat pabrik coklat terbesar didunia, pabrik itu milik Mr. Willy Wonka. Yang menjadi misteri dari pabrik itu adalah tak ada yang keluar masuk di pabrik itu, namun setiap pagi ribuan coklat dan beraneka ragam jenis makanan lainnya selalu dihasilkan dan diangkut dengan truk-truk besar yang akan diantarkan ke seluruh penjuru dunia.

Hingga suatu ketika Mr. Willy Wonka mengadakan sayembara dengan menyebarkan lima tiket emas hanya untuk anak-anak. Barang siapa mendapatkanya akan diperbolehkan berkunjung ke pabrik coklatnya selama sehari penuh. Seluruh negeri gempar dengan berita itu dan mulailah perburuan tiket emas dilakukan. Akhir dari kisah ini adalah Charlie menjadi pewaris pabrik coklat milik Mr. Wonka. Kisah selengkapnya dapat dibaca dalam novel penuh imajinasi ini.

Novel yang mencapai cetakan ke-4 pada tahun 2006 ini, dilengkapi dengan ilustrasi yang memudahkan pembacanya membayangkan apa yang dimaksud si penulis. Tidak hanya itu, alur sederhana yang dipakai Roald ikut menambah bumbu dalam kesuksesan novel ini, pembacanya diliputi rasa penasaran sehingga mengikuti cerita novel ini sampai akhir. Pemakaian alur itu juga memudahkan para pembaca untuk memahami pesan dalam novel ini, khususnya untuk anak –anak. Pesan moral yang dikandungnya begitu besar. Penulis memaparkan sejumlah prilaku buruk lewat para tokoh, lalu tokoh tersebut mendapat hukuman karenanya. Roald juga menambahkan sajak-sajak lucu dan aneh untuk hal itu, yang berisi berupa ejekan, nasihat dan harapan yang dinyanyikan oleh sekelompok Oompa Loompa. Begitu juga untuk prilaku baik, dalam novel ini digambarkan sebagai Charlie. Ia mendapat hadiah karena itu. Yakni mewarisi pabrik coklat milik Mr. Willy Wonka.

Bahasa yang digunakan dalam novel yang tebalnya 200 halaman ini cukup mudah dimengerti, namun masih banyak disana-sini kata-kata yang tak layak digunakan, mengingat novel ini ditujukan untuk anak-anak, seperti tolol, tidak berotak, dungu, tidak waras, dll. Kemungkinan besar ditemukan kesulitan dalam hal alih bahasa, sehingga terjadi ruwet dalam menggambarkan latar tempat, waktu, dan suasana, tidak heran jika kita harus membaca paling tidak 2 (dua) kali untuk dapat mengerti apa yang dimaksud oleh penulis.

Demi mencapai kesuksesan yang signifikat untuk novel ini, tentunya beberapa hal diatas perlu diperhatikan bagi pihak editor dan penerbit. Untuk selebihnya novel ini begitu menghibur hati para pembaca. Pembaca seperti bersafari ke dunia keajaiban makanan yang sulit terfikirkan di dunia nyata.

0 komentar:

Posting Komentar

 

My Project Copyright © 2008 Black Brown Art Template by Ipiet's Blogger Template